Wednesday, November 29, 2017

Laporan Penanaman Gulma

I.                   PENDAHULUAN


            1.2.Latar Belakang
Gulma adalah tumbuhan yang peranan fungsi serta manfaatnya belum sepenuhnya diketahui. Gulma digolongkan menjadi tiga yaitu rumput-rumputan (Grasses) contohnya seperti Echinochloa crus-galli, Imperata cylindrica, Axonopus compressus dan Cynodon dactylon. Gulma berdaun lebar (broad leaf), contohnya Chromolaena odorata, Ageratum conyzoides, dan Amaranthus spinosus. Dan gulma teki-tekian (sedges), contohnya Cyperus rotundus, Cyperus iria, Fimbristylis miliaceae, dan Cyperus difformis.
            Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Keberadaan gulma tidak dikehendaki karena gulma mempunyai daya kompetisi yang tinggi (ruang, air, udara, unsur hara) terhadap tanaman yang dibudidayakan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen tanaman budidaya (Sukman dan Yakub, 2002).
            Gulma juga mempunyai karakteristik, yaitu kecepatan tumbuhnya tinggi, berkembang biak lebih awal dan efisien, memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan dapat hidup dalam lingkungan yang merugikan, serta menyebabkan kerusakan yang nyata pada densitas yang rendah.
Gulma berkembang biak dapat secara generatif (biji) maupun secara vegetatif. Dalam ekologi gulma ditelaah pengaruh dari faktor-faktor klimatik, edafik, dan abiotik serta mekanisme adaptasi yang memungkinkan gulma menimbulkan persaingan terhadap tanaman pokok dalam infestasinya di suatu areal pertanaman. Gulma memiliki sifat-sifat khusus diantaranya yaitu tumbuhan ini memiliki kecepatan tumbuh yang amat tinggi; berkembang biak awal sekali dan efisien; gulma mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dan tetap hidup pada keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan; unit penyebaran dari gulma mempunyai sifat  dormansi atau dapat dipaksa untuk dorman sampai keadaan lingkungan menjadi baik, sehingga kemampuan untuk berhasil hidup amat besar. Gulma mempunyai daya kompetisi yang amat tinggi disertai kemampuan untuk bertahan yang kuat, sehingga benar-benar mampu beradaptasi secara efisien, gulma bersifat fioner dan bersifat rakus. (Jody, 1993).
       1.1.       Tujuan Praktikum
   Adapun tujuan dari Praktikum Penanaman Gulma ini yaitu untuk mengetahui jenis gulma               serta pertumbuhan gulma tersebut.

                                               II.            TINJAUAN PUSTAKA


2.1.           Bioekologi Gulma teki(Cyperus rotundus)
2.1.1.      Klasifikasi Gulma teki(Cyperus rotundus)
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Cyperales Famili: Cyperaceae
Genus: Cyperus Spesies: Cyperus rotundus L(Sugati, 1991)
2.1.2.       Morfologi Gulma teki(Cyperus rotundus)
a.      Akar
Akar Rumput teki(Cyperus rotundus L.) merupakan sistem perakaran serabut, akar rumput teki memiliki banyak percabangan dan akar rumput teki memiliki banyak anak cabang akar, akar rumput teki memiliki rambut-rambut halus. Akar rumput teki tumbuh memanjang dan menyebar di dalam tanah.
b.      Batang
Batang Rumput teki(Cyperus rotundus L.) tumbuh tegak, berbentuk segitiga, berongga kecil dan agak lunak, tingginya 10-30 cm dan penampangnya 1-2 mm. membentuk umbi di pangkal batang, membentuk rimpang panang yang dapat membentuk tunas baru, daun-daun terdapat di pangkal batang.
c.       Daun
Daun Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbangun daun garis, licin, tidak berambut, warna permukaan atas hijau tua sedangkan permukaan bawah hijau muda, mempunyai parit yang membujur di bagian tengah, ujungnya agak runcing, lebih pendek dari batang yang membawa bunga, lebarnya 2-6 mm.
d.      Bunga
Bunga Rumput teki(Cyperus rotundus L.) memiliki bulir longgar terbentuk di ujung batang, braktea dua sampai empat, tidak rontok, panjangnya lebih kurangnsama atau melebihi panjang perbungaan, bercabang utama tiga sampai Sembilan yang menyebar, satu bulir berbunga sepuluh sampai empat puluh.
e.       Buah
Buah Rumput teki(Cyperus rotundus L.) berbentuk bulat telur berisi tiga, panjangnya kurang lebih 1,5 mm, buah rumput teki memiliki warna coklat kehitam-hitaman. Buah rumput teki tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, buah rumput teki berbentuk bulat telur dan lepes.
f.       Biji
Biji Rumput teki(Cyperus rotundus L.) terdiri dari sepuluh sampai empat puluh buliran yang tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, biji berbentuk bulat telur dan lepes, panjangnya kurang lebih 3 mm, berwarna coklat kemerah-merahan, benang sari dan putik tersembul keluar(Tjitrosoepomo, G. 2001).

2.2.              Bioekologi Teki  (Cyperus iria)
2.2.1.       Klasifikasi Teki (Cyperus iria)
Kingdom             : Plantae
Sub Kingdom      : Tracheoionta
Divisi                   : Magnoliophyta
Kelas                   : Liliopsida
Sub kelas             : Commelinidae
Ordo                    : Cyperales
Famili                  : Cyperaceae
Genus                  : Cyperus
Species                : Cyperus iria
2.2.2.      Morfologi Teki(Cyperus iria)
                        Termasuk gulma tahunan, berakar serabut, terdapat beberapa daun, cabang sepatu berduri sekitar 2,5 cm panjangnya, jelaga tegak dengan tinggi 8 hingga 60 cm agak tebal atau menipis. Pelepah daun bewarna kemerahan atau kecoklatan. Benang sari ada tiga dan kepala putik ada tiga. Terdapat corymb sebagai aturan majemuk dengan panjang 5 hingga 15 cm, lebar 3-10cm dengan masing-masing menghasilkan 5-10 duri dengan berbentuk bulat panjang dengan panjang 1-4 cm dan paling sedikit berdaun 2 atau 3.
2.2.3.      Habitat Teki (Cyperus iria)
                        Tumbuhan ini tumbuh pada daerah yang basah, di sawah, rawa-rawa, hingga pemukaan laut dengan kedalaman 300 m. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji. Penyebara rumput ini berasar dari Afrika timur dan Asia Pusat melalui India ke Cina dan jepang (Naylor, 2002).

            2.3. Bioekologi gulma Chloris barbata
2.3.1.      Klasifikasi Gulma Chloris barbata
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Subkelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Chloris
Spesies: Chloris barbata (L.)
2.3.2.      Morfologi Gulma Chloris barbata
Habitus herba parenial dan hidup berumpun. Batang berongga , batang tidak bercabang, silindris, tidak berkambium, berbuku dengan ruas nampak jelas. Daun tunggal, pertulangan daun linier, duduk daun tersebar, stomata parasitik, daun terdiri dari tiga bagian yang berbeda, yaitu pelepah(sheat), helai daun (blade), dan lidah daun(ligule) Bunga kecil dalam bentuk spikelet, jenis kelamin biseksual kadang uniseksual, ovarium superum, basalis, trinukleat, bitegmik jarang unitegmik, kelipatan tiga. Buah kering (caryopsis) bentuk bulir, banyak mengandung tepung, tertutupi lemma dan palea persisten, berlekatan atau menyatu dengan kulit biji. Sistem perakaran pada jenis rumput-rumputan terbagi dalam dua system yaitu : rhizome dan stolon.
2.3.3.      Alat bantu penyebaran Gulma Chloris barbata     
Alat bantu penyebaran pada gulma ini adalah bulu dan pengait yang dibantu oleh manusia, angin, binatang, air, dll (Sagiman, 1990)

 III.       METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1. Tempat dan waktu
            Adapun praktikum “Penanaman gulma” dilakukan pada hari selasa, 8 November 2017 pada pukul 16.30 WIB dan dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.

3.2. Alat dan bahan
       A. Alat
            - Cup aqua gelas
            - Kertas label
            - Tempat pembibitan

       B. Bahan
            - Benih gulma Chloris barbata, Cyperus rotundus
               dan Cyperus iria.
            - Tanah, pasir dan kompos (1:1:1)

3.3. Cara kerja
1.   Media tanam di persiapkan : tanah, pasir dan kompos dicampurkan dengan perbandingan 1:1:1.
2.  Penanaman dilakukan ditempat pembibitan yang disediakan, dengan cara menyusun benih gulma di bak pembibitan secara teratur.
3.  Daun gulma setelah tumbuh sebanyak 5 daun, dipindah tanamkan ke dalam cup aqua gelas yang telah diberikan tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan (1:1:1).
4.  Perhitungan parameter : parameter yang dihitung berupa tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun. Dihitung pada 2 minggu setelah pindah tanam.
 IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.      Hasil Pengamatan
            Setelah dilakuakan praktikum, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut:
Tabel. 1 Parameter pengamatan gulma Cyperus rotundus 14 HST.
Pengukuran
Tanaman Ke-
1
2
3
4
5
Tinggi tanaman
26 cm
6 cm
36 cm
-
-
Jumlah Daun
3
2
4
-
-
Diameter batang
0,2
0,2
0,3
-
-

Table 2. Parameter pengamatan gulma Chloris barbata 14 HST.
Pengukuran
Tanaman Ke-
1
2
3
4
5
Tinggi tanaman
2 cm
1,5 cm
1 cm
2 cm
2 cm
Jumlah Daun
1
1
1
1
1
Diameter batang
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1

4.2. Pembahasan
                Gulma adalah  tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki yakni tumbuh pada areal pertanaman.  Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya.  Gulma dapat merugikan tanaman budidaya karena bersaing dalam mendapatkan unsur hara,  cahaya matahari,  dan air.  Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologi,  habitat,  dan bentuk pertumbuhanya (Gupta,  1984).
            Menurut Sutidjo (1981) ditinjau dari segi ekologi gulma merupakan tumbuhan yang mudah beradaptasi dan memiliki daya saing yang kuat dengan tanaman budidaya.  Karena gulma mempunyai sifat mudah beradaptasi dengan tempat lingkungan tumbuhnya maka gulma memiliki beberapa sifat diantaranya:  (1)  mampu berkecambah dan tumbuh pada kondisi zat hara dan air yang sedikit,  biji tidak mati dan mengalami dorman apabila lingkungan kurang baik
untuk pertumbuhannya,  (2)  tumbuh dengan cepat dan mempunyai pelipat gandaan yang relatif singkat  apabila kondisi menguntungkan,  (3)  dapat mengurangi hasil tanaman budidaya dalam populasi sedikit,  (4)  mampu berbunga dan berbiji banyak,  (5)  mampu tumbuh dan berkembang dengan cepat,  terutama yang berkembang biak secara vegetatif  (Mercado,  1979).  
Pertumbuhan gulma dipengaruhi faktor-faktor yang sama seperti tanaman lain pada umumnya seperti faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yaitu sifat genetik dan hormon yang terkandung dalam gulma tersebut. Misalnya sifat gulma yang mampu beradaptasi diberbagai keadaan lingkungan sehingga gulma tersebut dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru. Kemudian faktor luar yang mencakup lingkungan gulma untuk tumbuh yaitu air, udara, unsur hara, pH tanah, cahaya dan kelembaban pada lingkungan.  Semua itu mempengaruhi pertumbuhan gulma sama seperti tumbuhan pada umumnya.
          Pada parameter pengamatan gulma Cyperus barbata, tidak adanya perameter yang diukur karena gulma tersebut tidak tumbuh. Hal ini disebabkan karena benih gulma yang diapakai masih muda dan sebagian udah tua tapi tidak kering sepenuhnya, sehingga gulma tidak bisa tumbuh. Faktor lainnya adalah habitat Cyperus iria yang biasanya tumbuh di lahan yang lembab bahkan dirawa-rawa, meskipun factor yang lainnya sudah terpenuhi Cyperus iria yang ditanam tidak bisa tumbuh.
          Berdasarkan tabel pengamatan pertumbuhannya yang baik yaitu pada gulma Chloris barbata karena dari 5 gulma yang ditanam semuanya tumbuh, sedangkan pertumbuhan gulma Cyperus rotundus dari 5 gulma yang ditanam hanya 3 gulma yang tumbuh. Jadi, dari ketiga gulma tersebut gulma Chloris barbata menunjukkan respon yang baik dalam menangkap unsur hara dan respon pada factor penunjang pertumbuhan lainnya baik itu air, cahaya, dan factor lainnya.

 V.        SIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
            Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pertumbuhannya gulma terhambat karena dari ketiga gulma yang di uji hanya 2 gulma yang mampu menyesuaikan dengan lingkungan.
2.      Dari ketiga gulma pertumbuhan gulma yang paling baik adalah gulma Chloris  barbata.
3.      Benih gulma yang digunakan adalah Chloris barbata, Cyperus iria, dan Cyperus rontundus.
5.2. Saran
            Diharapkan pada praktikan mempersiapkan bahan praktikum sesuai dengan kriteria, agar hasil praktikum lebih baik lagi.

 DAFTAR PUSTAKA


Gupta, O.P. 1984. Scientific Management. Today and Tomorrows. Printers and Pub. New Delhi, India. p. 102.
Moenandir, Jody. 1993. Ilmu Gulma Dalam Sistem Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Mercado, B. L. 1979. Introduction to Weed Science. Southeast Asia Regional Centre for Graduate Study and Research in Agriculture. p 37-69.
Naylor, Robert E.L. 2002. Weed Management Handbook – Ninth Edition. Blackwell Science. Oxford.
Sagiman, S.  1990.  Pengenalan Gulma.  BKS-B USAID. Palembang.
Sugati, S. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Depkes RI, BPPK. Jakarta, p 108-456.
Sukman, Y dan Yakup. 1995. Alelopati Teknik Pengendaliannya. PT Raja
            Grasindo Persada. Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). UGM Press, Yogyakarta.


 LAMPIRAN



Gambar 1. Gulma Cyperus iria
Gambar 2. Gulma Cyperus rotundus
Gambar 3. Gulma Chloris barbata

No comments:

Post a Comment